03 December 2012

PENGGALANGAN DANA GAZA DAN SOREANG

Assalamu'alaikum Wr Wb
Alhamdulillah hasil penggalangan Dana untuk Gaza dan Soreang telah disalurkan. Untuk Gaza lewat Forum Lingkar Pena Pusat, sedangkan Soreang lewat HIMA PERSIS.

Jumlah penggalangan dana pada saat acara Festival Muslimah Indonesia sepekan yang lalu berjumlah Rp 350.000 untuk Gaza dan Rp 256.200 untuk Soreang.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah menyumbangkan sebagian rezekinya. Mudah-mudahan Allah mengganti dengan yang lebih baik. Aamiin :)

09 October 2012

Lomba Menulis Cerpen & Esai FMI

Salah satu acara dalam Festival Muslimah Indonesia (FMI) adalah lomba menulis (Writing Competition). Lomba ini kami adakan bekerjasama dengan FLP Bandung. Semoga event ini mampu menjadi ajang aktulisasi Muslimah Indonesia untuk berprestasi dibidang kepenulisan sehingga Indonesia akan memiliki lebih banyak lagi penulis Muslimah yang berpengaruh positif dengan karyanya.
Berikut merupakan informasi & persyaratan lomba menulis :

LOMBA MENULIS CERPEN & ESAI

Syarat-Syarat Lomba:
1. Lomba khusus untuk Muslimah
2. Tema Lomba Cerpen : The Power of Muslimah
3. Tema Lomba Esai :
  • My First Hijab
  • Transformasi Hijab Masa Kini
  • Muslimah di Mata Dunia
  • Muslimah Cantik, Cerdas dan Sholehah
4. Judul bebas, tetapi mengacu pada Butir 2 & 3.
5. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia yang benar, indah (literer) dan komunikatif serta bukan jiplakan dan belum pernah dipublikasikan.
6. Naskah diketik dengan font 12, huruf Times New Roman, spasi 1,5, margin 3 cm di kertas A4 dengan panjang naskah 3-6 halaman (Cerpen)
7. Naskah tidak mengandung unsur sara, pornografi maupun hal-hal yang bertentangan dengan hukum dan perundang-undangan.
8. Mencantumkan biodata singkat di lembar terpisah.
9. Naskah dikirim ke email; info@festivalmuslimah.com cc writingcontestfmi@gmail.com dengan subjek CERPEN-NAMA PENGARANG-(JUDUL CERPEN) dan subjek ESAI-NAMA PENGARANG-(JUDUL ESAI).
10. a. Naskah WAJIB dipublikasikan melalui note akun Facebook peserta dengan men-tag 25 orang kawan salah satunya akun panitia FMI; Facebook.Com/FestivalMuslimah
10.b Peserta diwajibkan me – like Fans Page Festival Muslimah Indonesia ; Facebook.Com/FestivalMuslimah dan Memfollow official twitter FMI; @MuslimahFest
11. Peserta wajib melampirkan teks dibawah ini pada akhir naskah di note Fb:
Writing Competition ini merupakan salah satu rangkaian acara dari Indonesia Muslimah Fest bekerjasama dengan FLP Bandung. Ikuti lomba & Audisi lainnya seperti Lomba Menyanyi, Model Muslimah, Rancang Hijab dengan Hadiah Utama Tour Eropa, Asia dan Umroh juga Hadiah Ratusan Juta lainnya. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui:
web   
          : www.festivalmuslimah.com
Twitter    
 : @MuslimahFest
Fb                 : www.facebook.com/FestivalMuslimah
12.  Contact person         : 083821299555 (Silvia)
: 085659275411 (Greeny)
13. Naskah akan diambil tiga naskah terbaik dan juga 10 naskah favorit (jumlah like dan komen terbanyak di facebook).
14. Naskah dikirim paling lambat sampai 31 Oktober 2012.
15. Pengumuman pemenang akan dilaksanakan pada rangkaian acara Puncak Festival Muslimah Indonesia yang akan diselenggarakan di Sabuga ITB Pada tanggal 28 Januari- 2 Februari 2013.
HADIAH
Untuk Masing-Masing Juara Lomba Menulis Cerpen & Esai panitia telah menyediakan hadiah :
  1. Juara 1 : 1 Buah Unit Netbook + Paket Produk Sponsor
  2. Juara 2 : Uang Rp 1.500.000,- + Paket Produk Sponsor
  3. Juara 3 : Uang Rp 1.000.000,- + Paket Produk Sponsor
  4. 10 Pemenang Favorit Berhak Mendapatkan Paket Produk Sponsor (Pemenang ditentukan berdasarkan jumlah like, share & comment di FB)

[REVIEW] WORKSHOP KEPENULISAN FMI

Alhamdulillah sahabat FLP Bandung, kemarin (Ahad, 7 Oktober 2012) di Aula Hotel Dinar, jalan Pelajar Pejuang 45 No.25, berlangsung acara yang ditunggu-tunggu yakni  Workshop Festival Muslimah Indonesia berisi dua sesi materi yakni Pengenalan Cerpen dan Pengenalan Esai dihadiri oleh 80 peserta.


Pemateri pertama penulis buku “Melepas Dahaga dengan Cawan Tua” memberi judul diskusi dengan Hakikat, Jenis dan Struktur Fiksi dengan dimoderatori oleh Dimas Hadi. Peserta tidak hanya mendapat materi, tapi juga dapat menuliskan cerita dari cerita pendek yang disajikan pemateri sebelumnya. Setelah itu break dzuhur dan peserta mendapat konsumsi gratis.

Pemateri kedua, penulis novel “Sang Pemusar Gelombang” membahas esai dengan terlebih dahulu memberikan handout yakni tulisan Samuel Mulya berjudul “Faith”.



Saat materi diberikan, peserta yang memenuhi aula Hotel Dinar tampak segar oleh pilihan kata yang disajikan pemateri, sehingga materi esai dapat diterima dengan mudah. Akhirnya peserta belajar dari esai yang telah jadi, kemudian dibongkar struktur dan apapun yang ada di dalamnya. Sehingga peserta dapat menyimpulkan sendiri apa itu esai.

Mengapa tulisan “Faith” (Samuel Mulia) disebut Esai?
  • Tulisan yang dikemas dengan ringan, isi tulisannya belum tentu ringan
  • Bukan rekaan (fakta / opini)
  • Gaya bahasa to do point, dibandingkan dengan fiksi
  • Tulisan ringan yg penuh nilai
  • Tulisan yang menginspirasi
  • Tulisan dapat dibaca kapan saja

Struktur Esai
  • Latar belakang masalah – Ide
  • Menganalisis
  • Menuliskan ide atau pandangan umum
  • Kesimpulan


Esai (M. Irfan Hidayatullah)
  • Esai menurut pemateri di Workshop kepenulisan yakni cara mengungkapkan sesuatu dapat lebih mudah diterima
  • Tidak menggurui
  • Esai disebut celotehan, obrolan ringan, gerutuan, sahabat
  • Esai bukan karya ilmiah
Peserta pun diminta untuk menuliskan esai yang sedang ada di pikirannya. Tidak menyangka ada banyak ide-ide bermunculan dan banyak kejutan-kejutan akhirnya. Semoga tetap istiqamah untuk dapat menulis! Salam Pena! :)

03 October 2012

KULTWIT WORKSHOP KEPENULISAN FMI - FLP BANDUNG


  • Penting bagi Muslimah untuk action, berkarya demi umat. Salahsatunya menulis.
  • Hari ahad ini, akan ada workshop menulis gratis di Aula Hotel Dinar, jalan Pelajar Pejuang 45 No. 25 Bandung.
  • Acara mulai dari pukul 09.00-15.00. Utk selengkapnya bs lihat di blog flpbandung.blogspot.com
  • Meski gratis, ada formulir yg harus diisi oleh para muslimah :)
  • Dapatkan juga doorproze dari Zoya dan Laluna.
  • Acara ini merupakan rangkaian dari acara Festival Muslimah Indonesia yg puncaknya akan diadakan di Sabuga 30 Januari-5 Februari 2013.
  • Akan ada lomba cerpen dan esai yang bisa diikuti dan hadiahnya laptop.
  • Lomba ini terbuka juga untuk para ibu dan siswi SMA. Utk mahasiswi apalagi :D
  • Puncaknya pengumuman pemenang lomba akan diumumkan sabuga saat acara FMI berlangsung. :)
  • Sampai saat ini pendaftar acara Workshop Kepenulisan fmi ada 60 orang, masih ada kuota untuk 20 orang. Segera daftar ke 083821299555.
  • formulir acara workshop dapat diunduh di http://www.4shared.com/office/XrsA2-_q/formulir_pendaftaran_workshop_.html ..nanti kalau sudah diisi dikirim lagi ke writingcontestfmi@gmail.com :)

20 September 2012

WORKSHOP KEPENULISAN FMI - FLP BANDUNG


Segala puji bagi Allah Rabbil Alamin, Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada baginda Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya serta pengikutnya yang tetap istiqamah dalam barisan perjuangan islam hingga akhir zaman.

Muslimah sebagai populasi muslim tertinggi di dunia, dan sebagai peran serta muslimah Indonesia, perlu wadah aktualisasi dan apresiasi di dalamnya. Dwi Cahaya Organizer bekerja sama dengan FLP Bandung mengadakan “Workshop Kepenulisan The Power of Muslimah” yang nantinya akan diikutsertakan dalam event lomba menulis Muslimah. Acara Insya Allah akan dilaksanakan pada :

hari/ tanggal : Ahad, 7 Oktober 2012
pukul : 09.00-15.00 WIB
tempat : di Aula Hotel Dinar jalan Pelajar Pejuang '45 No. 25


Adapun rangkaian acaranya yakni
Sesi I : Teknik Menulis Cerpen oleh Topik Mulyana.
Sesi II: Teknik Menuis Esai oleh M. Irfan Hidayatullah

Melalui media ini, kami, selaku panitia Workshop Kepenulisan FMI, bermaksud mengundang Saudari Muslimah untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. Atas perhatian dan bantuan Saudari, kami ucapkan terima kasih.

Untuk diperhatikan:
Bagi para muslimah yang ingin mengikuti workshop kepenulisan wajib mengisi formulir dan mengirimkannya ke writingcontestfmi@gmail.com.

Untuk formulir pendaftaran dapat diunduh di sini
Informasi lebih lengkap dapat 083821299555.

06 August 2012

TENTANG KAU, AKU, DAN SEPUCUK ANGPAU MERAH - TERE LIYE


TENTANG KAU, AKU, DAN SEPUCUK ANGPAU MERAH - TERE LIYE
Sri Al Hidayati

KISAH bermula dari pencarian jati diri Borno, 22 tahun, bujang dengan hati paling lurus di sepanjang tepian Kapuas. Sesudah lulus SMA memutuskan bekerja. Sebulan lulus SMA, ia sibuk melamar pekerjaan. Pabrik pengelolaan karet di tepian Kapuas menerimanya.

Kalian pernah datang ke pengelolaan karet? Pekerjaan di sana sebenarnya mudah, bal-bal karet hasil sadapan petani bercampur cuka dikirim ke pabrik lewat perahu-perahu. Jauh sekali perahu kayu berhiliran dari kebun penduduk di hulu Kapuas. Lantas mesin pabrik akan mengolahnya menjadi lembaran tipis belasan meter. Lembaran itu dikeringkan menjuntai dari atap gudang tinggi-tinggi bagai menjemur kain selendang, diangin-anginkan. Setelah kering, lembaran karet dimasukkan ke dalam kontainer, diangkut truk besar, dibawa ke pelabuhan, menuju pabrik berikutnya.

Bau, itulah hal paling memberatkan bekerja di pabrik karet. Hasil sadapan bercampur cukanya saja sudah bau, apalagi setelah diolah, lebih bau. Radius ratusan meter sudah menyengat, dan aku sialnya persis berada di hadapannya. Masker kain tiga lapis tidak mempan, partikel bau itu menusuk membuat tersengal. Maka seragam oranye itu tidak ada gagah-gagahnya lagi ketika aku pulang. (halaman 20-21)

Kemudian setelah 6 bulan Borno bekerja, ia terkena PHK. Kemudian Borno mencari pekerjaan lagi. Atas keberuntungan menjawab pertanyaan—memecahkan masalah bau cipratan air karet, ia bekerja kemudian di dermaga Feri. “Pakai daun singkong, Pak. Daunnya diremukkan, lantas dipakai untuk mencuci tangan yang terkena cipratan air karet.”

Di atas kebahagiaannya telah bekerja di tempat baru, ia menjadi sasaran amukan Bang Togar. Bahkan selebaran dipampang di sudut-sudut kampung ditambah wajah Borno untuk tidak mengangkut Borno dalam sepit Togar dan kawan-kawan saat akan berangkat bekerja. Borno kecewa.

Aku harus segera memilih, berhenti bekerja dari pelampung itu atau, cepat atau lambat, seluruh penghuni gang sempit memusuhiku. (halaman 39)

Borno teringat dengan wasiat Bapak. “‘Borno, jangan pernah jadi pengemudi sepit.” Pak Tua kemudian memberi nasihat kepada Borno, “Jamak itu Borno. Lazim sekali seorang petani bilang ke anaknya, ‘Nak, jangan jadi petani, tidak bisa kaya.’ Seorang guru SD bilang ke anaknya, ‘Nak, jangan jadi guru, hidupnya susah, makan hati pula.’ Seorang kuli kasar bilang ke anaknya, ‘Nak, jangan pernah jadi kuli, keringat diperas, gaji tak memadai.’ Tetapi maksud mereka tidaklah demikian. Hakikat sejati pesan itu adalah agar kau jadi lebih baik....”(halaman 53)

Saat Borno sudah berhenti dari pekerjaannya, memutuskan menjadi pengemudi sepit, ia harus berhadapan dengan Bang Togar, ketua PPSKT dan ia mengalami masa orientasi berlebihan. Ia menghabiskan seminggu tiga kali sehari untuk membersihkan jamban di dermaga sepit, sebelum akhirnya berlatih mengemudi sepit. Borno termasuk anak yang pintar karena beberapa kali berlatih mengemudi sepit, ia mampu lihai.

Ia sempat kebingungan menjadi pengemudi sepit tapi tak punya sepit. Tapi untunglah Pak Tua rela meminjamkan sepit pada Borno asal setor karena meminjam sepit Pak Tua.

Di hari pertama membawa Sepit, Borno menjadi olok-olok Bang Togar atas kemampuannya, karena itu jadi saat perdananya membawa sepit. Sebenarnya penumpang sudah penuh di sepit, namun karena penjelasan Bang Togar, mereka ikut merasa khawatir dan turun dari sepit. Sampai akhirnya petugas timer meminta mereka naik lagi. Sepit berangkat dan sampai seberang dengan baik.

Tak disangka Bang Togar secara mengejutkan memberikan sepit (hasil urunan warga kampung) kepada Borno. Ternyata masa orientasinya berakhir. Borno merasa terharu. Sampai Borno dilemparkan ke permukaan Kapuas. Sepit Borno dinamakan Sepit Borneo.

Kemudian petugas timer memberitahu Borno kalau ada barang tertinggal di sepit yang pertama ia kemudikan. Borno melihat Angpau Merah. Setelah itu Borno menjaga surat itu, meski Andi, sahabat Borno penasaran ingin membukanya. Borno melarangnya. Borno berusaha mati-matian mencari gadis berbaju kuning yang terlihat seperti orang Cina saat menaiki sepitnya tadi, Borno berkesimpulan barang itu milik gadis itu. Sampai uang habis untuk membayar solar. Semua berubah saat Jupri bertanya padanya, “Apakah kau sudah dapat Angpau?”

Borno diam. Setelah Borno jauh mencari ternyata ada disini—mungkin seperti itu pikirnya, Di pojok dermaga, gadis itu tersenyum manis membagikan amplop yang sama pada pengemudi sepit dan pedagang di sekitar dermaga.

Dua hari terakhir aku keliru menebak. Ternyata amplop merah itu tidak penting. Aku menghela nafas panjang, balik kanan, hendak melangkah gontai menuju sepit, menunggu antrean.
“Abang mau terima angpau juga?” suara merdu itu menyapa.
Aku menoleh. “Eh? Kau memanggilku?” (halaman 95)

Mulailah Borno berpikir: gadis itu harus naik sepitku saat hendak menyeberang. Dari mulai terlalu cepat datang, selisih satu penumpang, sampai akhirnya ia menemukan jam yang tepat bila ia ingin gadis itu menaiki sepit Borno, yaitu di sepit urutan tiga belas, pukul 7.15.

Borno juga berusaha ingin mengobrol dengan gadis itu sampai sengaja melambat-lambatkan sepit saat di jalan. Dan gadis itu pun merasa aneh karena akhirnya selalu naik sepit Bang Borno, begitu panggilannya. Borno pun tahu akhirnya nama gadis itu Mei, yang sedang PPL mengajar di Pontianak.

Borno dan Mei menjadi teman yang baik, dan suatu saat Mei tidak datang saat Borno akan pergi mengantarnya ke Istana Kadariah. Kabarnya ia pulang ke Surabaya. Akhirnya kebiasaan Borno banyak berubah yang asalnya selalu mengantri di sepit nomor tiga belas, ia pun mengisi waktu lagi dengan belajar jadi montir di bengkel ayahnya Andi. Bakat Borno terhadap mesin membuat ayah Andi tertarik.

Cerita berlanjut dengan kepergian Pak Tua dan Borno ke Surabaya untuk menemani Pak Tua melakukan terapi di Surabaya. Perjuangan mencari Mei dengan menelepon dari buku telepon dan ternyata setelah dua hari berjuang, Mei di hadapannya dan mereka bertiga berkeliling Surabaya. Sempat bertemu Fulan Fulani, sahabat lama Pak Tua, pasangan buta yang hidup bahagia dan membuat haru Borno, begitupula Mei.
*

Membaca kisah Borno dan Mei, “Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah” (Gramedia, 2012) mengisahkan pengorbanan, percintaan dan keluarga. Sudut pandang novel ini ialah sudut pertama Borno. Suspens-suspen yang ada berkaitan dengan tokoh satu dengan yang lain. Alur maju mundur dimainkan secara menarik.

Semua kisah “Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah” berawal dari sini :
Umurku dua belas, duduk di lorong rumah sakit menangis sendirian terisak. Di ruangan berjarak sepuluh meter dariku, Bapak memutuskan menunaikan kebaikan terakhir. Aku selalu tahu—sebagaimana seluruh penduduk tepian Kapuas tahu—Bapak adalah orang baik yang pernah kukenal. Aku tidak tahu apakah ubur-ubur yang membuatnya meninggal atau pisau bedah dokter. (halaman 16)

Saat usia Borno 12 tahun, Borno harus kehilangan Bapak, karena Bapaknya telah mendonorkan jantungnya pada Ayah Sarah. Sarah kemudian diceritakan di dalam novel adalah seorang dokter gigi muda seusia Borno, tipikal perempuan yang cantik. Saat Andi sakit gigi, Pak Tua dan Borno menemani pergi ke dokter gigi. Akhirnya Sarah ingat dengan Pak Tua, teringat juga dengan Borno saat di lorong rumah sakit. Sarah sangat senang bertemu dengan Borno. Lama Sarah berusaha mencari dan tidak bertemu ujungnya, karena pihak keluarga Bapak Borno tidak mau diketahui yang telah menolong.

“Kau ingat, Abang, dini hari itu kau justru hendak mengusirku. Aku ingat sekali wajah kau, wajah sedih, tidak mengerti apa yang telah dilakukan bapak kau. Tahukah Abang, dini hari itu aku bersumpah apa pun yang terjadi pada bapakku, aku akan mencari kau, anak dari seseorang yang telah meminjamkan kehidupan pada bapakku. Ya Tuhan, setelah lama mencari.” (halaman 317).

Sarah kemudian mengundang Borno sekeluarga makan malam bersama. Selanjutnya pula Sarah dan keluarga besar datang ke rumah Ibu Borno. Ibu Sarah memeluk Borno dan berkata,
“Kau tahu, Nak,” wanita itu menyeka pipi, berlinang air mata,” suamiku bukan hanya menyaksikan anak-anak kami menikah, berkeluarga, melihat cucu-cucunya. Suamiku bahkan sempat menyaksikan Sarah menjadi dokter. Itu sungguh kebahagiaan terbesarnya. Terima kasih, Nak. Sungguh terima kasih”. (halaman 330)

Ternyata Mei pula berkaitan dalam hal ini. Mama Mei adalah dokter yang telah melakukan pendonoran jantung. Mama Mei sudah berbulan-bulan sakit karena memikirkan masa lalunya karena sudah menghabiskan usia seorang Bapak yang masih bisa diusahakannya (Mei baru tahu dari buku harian mamanya).

Mei merasa bersalah, alasan utama Mei menyengaja dari Surabaya pergi ke Kalimantan untuk melihat Borno, dan angpau yang ditinggalkan kali pertama saat Borno mengemudi sepit, ternyata bukanlah angpau biasa. Itu adalah surat dan baru dibaca Borno pada saat Mei pergi hampir setahun dari Surabaya. (Selengkapnya di halaman 499-502).

Setelah hampir setahun, Borno tahu dari Bibi Mei kalau Mei sudah hampir tiga bulan jatuh sakit. Ia kemudian berangkat ke Surabaya. Perasaan Borno tidak berubah saat tahu Mama Mei dahulu yang membuat tangis Borno di lorong begitu keras. 6 bulan kemudian Borno  berkuliah dan bisnis Borno telah maju di jalan Sudirman, jalan paling besar di Pontianak. [ ]
Bandung, 5 Agustus 2012


 [SEKILAS]     T E R E   L I Y E

Tere-liye lahir di Palembang, 21 Mei 1979, lelaki bernama Bang Darwis, yang beristrikan Riski Amelia, adalah seorang ayah dari Abdullah Pasai. Lahir dan besar di pedalaman Sumatera, berasal dari keluarga petani, anak keenam dari tujuh bersaudara. Berlatar pendidikan di Fakultas Ekonomi UI.

Karya-karyanya:
1. Kisah Sang Penandai
2. Ayahku (Bukan) Pembohong
3. ELIANA, Serial Anak-anak Mamak
4. Daun yang Jatuh tak Pernah Membenci Angin
5. PUKAT, Serial Anak-anak Mamak
6. BURLIAN, Serial Anak Mamak
7. Hafalan Shalat Delisa
8. Moga Bunda Disayang Allah
9. Bidadari-bidadari Surga
10. Rembulan Tenggelam di Wajahmu
11. Senja Bersama Rosie
12. Mimpi-mimpi si Patah Hati
13. Cintaku Antara Jakarta & Kualalumpur
14. The Gogons Series 1
15. Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah


"Tere Liye" merupakan nama pena dari seorang novelis yang diambil dari bahasa India dengan arti : untukmu, untuk-Mu. Awal tahun 2012, ditayangkan serial TV (15 episode) bertajuk "Serial Anak Kaki Gunung" yang diangkat dari Serial Anak-anak Mamak karya Darwis Tere-Liye, dari tetralogi tiga buah, yaitu: Burlian, Pukat, Eliana. Sedangkan novel "Amelia" rencananya baru akan terbit akhir tahun ini. Serial TV ini digarap oleh Bang Dedi Mizwar, salah satu sineas idealis Indonesia.

Novelnya ini mengangkat dunia anak-anak yang mengangkat standard moralitas, kebaikan, kasih sayang keluarga, kesederhanaan yang dibungkus dengan kepolosan, dan keterbatasan anak-anak. Buku-buku ini tentang anak-anak Mamak yang tinggal di kampung pedalaman.

Setelah Burlian si anak spesial yang bercita-cita melihat dunia dengan kapal-kapal besar, dilanjutkan dengan Pukat si anak pintar, yang ingin menjadi peneliti dan menemukan harta karun terbesar kampungnya, kini dilanjutkan dengan Eliana, si anak sulung yang pemberani dan tidak bisa tinggal duduk diam melihat ketidak-adilan dan kesewenang-wenangan yang terjadi di depan matanya.

Di buku keempat ini, tidak hanya menceritakan tentang aksi Eliana bersama teman-temannya yang tidak bisa tinggal diam melihat kampung mereka diporak-porandakan penambang pasir rakus dari kota, mengeruk pasir di delta sungai kampung mereka tanpa mempedulikan dampak yang ditimbulkannya, tapi juga menceritakan Eliana sebagai anak sulung mamak dengan segala tanggung jawab terhadap ketiga adiknya serta konflik-konflik dengan teman-teman di sekolahnya. [Sri Al ]

24 May 2012

KULWIT KAMISAN FLP "MEMBACA SITTI NURBAYA"




  1. simak ulasan kamisan 17 mei 2012: "Membaca Sitti Nurbaya" oleh @nugrahawildan di sini yaa --> #kamisanFLP
  2. sitti nurbaya menjadi ikon sebuah zaman yg jstru mrupakn hal yg diam2 ingin dlawan: soal prjodohan yg dpaksakan. #kamisanFLP
  3. novel ini mengandung plot yg terjaga, konflik yg melodramatis, suspens dan lompatan2 kisah yg mmbuat penasaran #kamisanFLP
  4. mimikri adalah peniruan, tapi bukan berarti plburan -bhkn acpkali pnruan tsb diikuti smgt mngejek pd sbjek yg ditiru(Homi Babha) #kamisanFLP
  5. novel ini dterbitkan balai pustaka th 1922. secara sosiologis, pgrangnya mghdapi potensi sensor yg ketat.... #kamisanFLP
  6. penutup kamisan dari k' @nugrahawildan sore itu: "Karya sastra, dlm ttaran ideal, tdk lepas dari unsur sebuah bangsa" #kamisanFLP
  7. dmikian kultwit kamisan FLP Bandung edisi 17 Mei 2012 tggu kultwit #kamisanFLP selanjutnya!

28 March 2012

WRITING Competition (KREASI AKBAR FLP BANDUNG)

WRITING Competition
KREASI AKBAR FLP BANDUNG

Persyaratan Kompetisi Umum
  1. Peserta adalah pelajar, mahasiswa, umum.
  2. Peserta boleh mengikuti tiga kategori lomba.
  3. Peserta hanya dapat mengirimkan satu naskah untuk satu kategori lomba.
  4. Naskah ditulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan huruf Times New Roman font 12, spasi 1,5; A4; margin 3.
  5. Naskah merupakan hasil karya orisinal, belum pernah dipublikasikan di media manapun & tidak sedang digunakan untuk kegiatan kompetisi sejenis lainnya.
  6. Naskah tidak mengandung unsur SARA, pornografi maupun hal-hal yang bertentangan dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku.
  7. Mencantumkan biodata singkat di lembar terpisah.
  8. Memposting info lomba dengan men-tags 25 teman FB dan fb Lomba Menulis Kreasi Akbar.
  9. Peserta dikenakan biaya administrasi sebesar Rp 10.000/ naskah dapat dibayarkan pada nomor rekening 135-401-00093-8536 atas nama Ami Nurmala. Bank BRI cab.Cibiru. Atau registrasi langsung pada panitia.
  10. Naskah dikirim melalui e-mail kreasiakbar_lomba@yahoo.com ( file attachment ) bukan di badan pesan dengan melampirkan bukti identitas ( kartu pelajar/ mahasiswa, SIM/ KTP) dan bukti transfer yang telah di scan ( bagi yang membayar melalui rekening).
  11. Subjek Pengiriman Email: ESAI/PUISI/CERPEN-NAMA PENULIS-JUDULTULISAN. Tema: Sastra Memotret Kehidupan (Esai), Bebas (Cerpen),Indonesia (Puisi).
  12. Panjang Halaman : 4-7 halaman, (Esai), 4-6 Halaman (Cerpen), 1 Hal (puisi).
  13. Menyertakan sumber-sumber data&kutipan (Esai)

Deadline Tulisan
22 April 2012 Pukul 23.59 WIB
Update Peserta Lomba Menulis Kreasi Akbar
Setiap Senin Mulai 2 April 2012
PENGUMUMAN PEMENANG
AHAD, 29 APRIL 2012
(Saat Acara Kreasi Akbar)

HADIAH LOMBA
- Juara 1 Paket Hadiah Senilai Rp. 300.000 + Sertifikat
- Juara 2 Paket Hadiah Senilai Rp. 200.000 + Sertifikat
- Juara 3 Paket Hadiah Senilai Rp. 100.000 + Sertifikat

Informasi
Vina 085 649 513 484
Greeny 0856 5927 5411
Fb Lomba Menulis Akbar
Twitter @lombaAKBAR
Blog http://flpbandung.blogspot.com/

13 January 2012

Bincang Buku BELENGGU karya Armijn Pane.

Bincang Buku BELENGGU karya Armijn Pane.

Diskusi kamisan FLP Bandung 22 Desember 2011, mengangkat novel tahun 45, yakni Belenggu. Sebelum agenda kamisan, membaca buku Belenggu tersebut dan dibahas banyak oleh Nurul Maria Sisilia, Irez dan T’Dewi.

Cerita besar dalam novel ini yakni mengenai perselingkuhan. Pada zamannya—terbit pada angkatan 45, tentu menjadi hal yang tabu dan aneh mengangkat tema perselingkuhan. Tokoh dalam novel Belenggu yakni ada Tono, Tini dan Yah.

Dalam psiko analisis (kajian kejiwaan tokoh-tokoh dalam cerita), Tono adalah sosok yang sibuk dengan pekerjaannya sebagai dokter, kritis dan filosofis. Mengangkat hal feminisme (kesetaraan gender dengan laki-laki), Nampak dalam tokoh Tini yang sibuk dengan komite perempuan yang diikutinya, dan merasa bahwa perempuan tidak sepantasnya terkungkung hanya di rumah.

Sedangkan Yah seorang pelacur dan teman kecil Tono. Saat Tini penasaran ingin bertemu dengan Yah, lalu Tini menjadi berbenah diri. Mungkin ia bukan istri yang baik. Ia seakan melupakan kewajibannya sebagai seorang istri. Alhasil ia pergi. Meski sempat dilarang, namun ia pergi juga.

Yah pun begitu, ia pun pergi. Meski sebenarnya Tini sudah meridhoi hubungan Tono dan Yah. Pada akhirnya Tono menekuni pekerjaannya sebagai dokter.

Dalam novel ini, hal seperti religiusitas tidak dibahas sedikit pun, padahal Hamka menulis Dalam Lindungan Ka’bah pada sebelum zaman 45. Dalam novel ini, hal seperti budaya atau setting juga tidak dibahas. Setting terlihat jelas dengan sebutan “Di sebuah kota besar” saja, bisa jadi Jakarta. Berbeda dengan novel Ronggeng Dukuh Paruk dalam mengungkap setting yang sangat kuat lokalitasnya.
Makna yang bersayap ada pada ending yang menggantung. Sebagian besar kawan dalam diskusi kamisan FLP Bandung menangkap bahwa Yah menjadi gila. (Sri Al)

PROSA IDRUS

Kamisan FLP Bandung 8 Desember 2011, di Selasar Salman, membahas Prosa idrus yakni novelet berjudul “AKI” yang dibahas oleh Wildan Nugraha, ketua FLP Jawa Barat 2011-2013.

Idrus  menulis tema kritik sosial pada tulisan berjudul “Surabaya”, tidak ada nasionalisme dan Idrus mengejek orang yang dalam semangat peperangan, memperlihatkan borok yang tidak dilihat oleh yang lain. Wildan juga menjelaskan bahwa Idrus mempunyai gagasan dalam tulisannya, meski tulisannya tidak terlalu baik dalam cerpen atau novel, namun ia kreatif karena gagasannya bagus.
Pada saat buku ”AKI” terbit, pada saat itu Idrus hidup di zaman pendudukan Jepang. Dalam noveletnya ini banyak simbol yang bisa jadi dapat ditafsirkan berbeda satu sama lainnya.

Menceritakan seorang tokoh bernama Aki yang memiliki seorang istri bernama Sulasmi, dan Aki mengatakan pada istrinya bahwa dirinya akan mati setahun lagi. Kontan istrinya merasa terkejut, apalagi hal ini juga Aki nyatakan pada teman-teman di kantornya. Orang-orang menganggap Aki ini gila. Mana bisa, dapat tahu saat kematian? Aki tetap pada pendiriannya. Ia sampai menyiapkan kain kafannya untuk dirinya sendiri.

Lantas tibalah waktu setahun, namun ia tidak meninggal. Saat ke kantor, saking terkejutnya, melihat Aki masih hidup, malah bosnya di kantor yang meninggal. Ditafsirkan menurut Wildan bahwa ini dapat berarti dapat Merdeka sebelumnya Mati. (Sri Al)

SEJARAH SASTRA: ANGKATAN PUJANGGA BARU oleh Topik Mulyana

SEJARAH SASTRA: ANGKATAN PUJANGGA BARU oleh Topik Mulyana

Kamisan FLP Bandung membahas mengenai angkatan Pujangga baru sebenarnya diangkat menjadi angkatan berawal dari majalah sastra dan kebudayaan. Pujangga baru lahir dari tahun 1933 sampai dengan pelarangan pemerintahan Jepang. Pengasuh dari Pujangga baru sendiri antara lain Sultan Takdir Alisyahbana, Armijn Pane, Amir Hamzah dan Sanusi Pane. Setelah Indonesia merdeka, majalah ini terbit lagi pada tahun 1948 sampai dengan 1953.

Pemimpin redaksi Pujangga Baru yakni Sultan Takdir Alisyahbana.
Karya besarnya yakni Layar Terkembang, Dian Tak Kunjung Padam, Di Sarang Penyamun oleh STA, Belenggu, Gamelan Jiwa, Djinak-djinak Merpati Armijn Pane.

Sultan Takdir Alisyahbana mendominasi untuk menyerap Barat. Sehingga mulai menjauh dari cirri kebersamaan dan gotong royong menuju hidup individual.

Sebenarnya pada saat itu Pujangga Baru banyak dihujat, namun ada juga nasionalismenya. Yang apresiatif terhadap Pujangga Baru yakni Hatta dan Syahrir.

Hasil godokan yang berhasil oleh Sultan Takdir yakni Amir Hamzah. Tema yang diangkat lebih individual, puisi yang mengekspresikan dirinya. “Senyum, hatiku, senyum…”

H.B Yasin menyebut Amir Hamzah sebagai “Rajanya Penyair”. Sedangkan puisi yang diangkat Muhammad Yamin mencerminkan bangsa. STA menganggap Materialisme, individualism dan vitalisme itu penting. (Sri Al)

PNS Sebagai Titik Aman

 
PNS Sebagai Titik Aman 

Oleh: Dhanyawan Haflah, S.Sos.I*
(Dimuat di Tribun Jabar, 15 Desember 2011)
“Selamat, anda sampai pada titik aman yang pertama!” 

Itulah ungkapan yang sering terdengar pada babak kursi panas kuis Who Wants to Be a Millionaire yang tenar pada beberapa tahun lalu. Acara yang diperkenalkan di Britania Raya pada tahun 1998 yang formatnya telah diadaptasi dan dilisensikan ke banyak stasiun televisi di lebih dari 100 negara, termasuk Indonesia. Babak kursi panas dilakukan setelah penyaringan dari beberapa kontestan. Yang menarik dari babak ini adalah adanya keuntungan aturan titik aman pada point pertanyaan tertentu dan nominal hadiahnya tertentu. Aturan ini kini banyak diadaptasi kuis-kuis lainnya di Indonesia.

Titik Aman pertama biasanya ada pada pertanyaan dengan nominal hadiah Rp. 1.000.000. Jika sebelum mencapai titik aman pertama kontestan menjawab salah, maka uang yang dikumpulkan dari hasil menjawab dengan benar pertanyaan sebelumnya akan hangus dan peserta pulang dengan tangan hampa. Berbeda jika berhasil melewati titik aman tersebut, walaupun salah pada jawaban pertanyaan berikutnya, kontestan paling tidak tetap mendapatkan Rp. 1.000.000, misalnya.

Begitu seterusnya sampai menjumpai titik aman berikutnya dan nominal hadiah tertinggi. Gambaran permainan tersebut sepertinya bisa dibandingkan dengan keberadaan status Pegawai Negeri Sipil (PNS) di mata sebagian masyarakat saat ini, saat posisi PNS diburu sebagai pekerjaan dan sumber mata pencaharian semata, dan pengabdian bukan bagian darinya. Jika berhasil menduduki salah satu kursi PNS maka seolah titik aman telah berhasil diraihnya. Apapun yang dilakukan setelahnya, maka paling tidak gaji pokok masuk ke rekening setiap kali tanggal gajian. Alasan yang tak jauh berbeda juga diincar kaum hawa. Tanpa perasaan bersalah, dengan alasan bahwa perempuan itu akan menjadi seorang istri bahkan ibu yang dituntut untuk lebih focus mengurusi rumah tangga, maka cita-cita menjadi PNS adalah jalan keluar yang baik, karena bisa menjamin ekonomi tanpa terlalu berat menanggung kerja. Maka berbagai usaha pun dilakukan, dari yang halal; berjubel dengan pengantri ribuan lain pada tes CPNS, sampai seseleket mengorek lubang haram; suap, menjilat, menginjak. Dengan harapan bisa secepatnya mendapatkan posisi yang diinginkannya tersebut, entah itu menjadi guru atau ditempatkan pada dinas apapun. Alhasil, sampailah mereka pada tujuan. Kursi PNS pun didapatkan; dengan mudah atau susah payah.

PNS dianggap seolah hadiah atau apresiasi dari prestasi yang didapatkannya. Maka bolos atau kerja seenaknya pun seolah tak menjadi masalah. Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Azwar Abu Bakar pun mengkritik kinerja para PNS dalam bekerja, menurutnya ketika menjadi PNS mereka justru menjadi malas bekerja, berbeda dengan sebelum mereka menjadi PNS. Pada titik aman pertama tersebut, para oknum PNS pun berpeluang untuk menempuh jalur lain sehingga bisa sampai pada titik aman berikutnya dengan “hadiah” yang lebih menggiurkan, bahkan lebih mudah, tidak berhenti pada nominal satu milyar. Banyak pintu kesempatan korupsi yang terbuka.

Secara mengejutkan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkap temuan adanya sejumlah PNS yang memeiliki rekening miliaran rupiah. Sebuah nominal yang tidak wajar bagi keuangan PNS golongan III B. Diduga, seumlah uang tersebut bersumber dari penyelewengan dana proyek, suap, dan modus lainnya. Memang tidak semua, bahkan apresiasi harus ditujukan kepada PNS yang mengarungi perjalanan karir ke-PNS-annya dengan jujur, melalui seleksi murni atau prestasi tanpa uang suap. Mengisi jam-jamnya dengan semangat kerja dan kreatifitas yang baik tanpa tergoda rayuan dan kesempatan melakukan “kerja sampingan”.

Baginya lebih baik makan hati dari pada makan uang korupsi; makan hati karena kejujurannya yang malah dipersalahkan oleh oknum PNS rekan sekantor yang curang. Dari titik ini kita bisa melihat perbedaan Kursi Panas PNS dengan Kursi panas yang terdapat pada kuis-kuis tadi. Bedanya, pada perjalanan menuju titik aman pada kuis terbilang mudah karena pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan dasar yang tidak terlalu rumit. Namun pada pengangkatan menjadi PNS, sepertinya untuk mencapai titik aman ini terbilang sulit. Ada yang melalui seleksi berjubel dengan pengantri lainnya yang beberapa kali lipat lebih banyak dari jumlah kursi kosong yang disediakan, atau bahkan “ngamodal” terlebih dahulu untuk suap. Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu korupsi kemudian.

Seperti isu-isu yang sebelumnya yang sanggup mengalihkan perhatian, semua mata kini mengawasi para PNS-PNS muda, seolah merekalah yang paling bersalah. Walaupun sebenarnya korupsi tidak bisa diperhitungkan berdasarkan usia. Tua atau muda sepertinya bukan ukuran, tetapi memang berpengaruh. Pengalaman dari jam terbang justru lebih banyak dimiliki para senior, oknum PNS-PNS muda mungkin hanya apes karena ketidaksabaran dalam melakukan aksinya dan kurangnya pengalaman sehingga mudah terbongkar. PNS adalah mata rantai terakhir aliran uang-uang yang menumpuk dan tidak tersalurkan tersebut. Logika umumnya, aliran mengalir dari atas dan mengacu kepada atasan; kepada yang lebih senior (tua).

Bisa jadi para PNS muda atau juniornya ini hanya merupakan rekan yang menjadi korban permainan para senior, yang secara jam terbang lebih berpengalaman dan bisa mengemas dengan lebih rapi. Wallahu a’lam, hanya pengusutan yang bisa membuktikan dan membeberkan perkara sebenarnya yang terjadi. Menanggapi kemalasan dan temuan aliran mencurigakan yang dicurigai sebagai korupsi dari para PNS yang nakal ini, masyarakat sepertinya sedang menunggu gerakan dari pihak-pihak terkait sampai tingkat tertinggi pemerintahan di negeri ini, di tengah antrian kasus-kasus besar lainnya yang terlebih dahulu tercium busuknya.

Semoga saja pernyataan Presiden SBY yang menghendaki pemberantasan korupsi tidak hanya seremoni pada saaat perayaan hari anti korupsi pada tanggal 9 Desember 2011, dibarengi juga dengan pengawalan yang serius. Jika tidak, sepertinya masyarakat tidak bisa disalahkan jika akhirnya menganggap ucapan tersebut hanya sekedar isi pidato seremonial menjelang seremoni peringatan hari anti korupsi.

Bandung, 8 Desember 2011  

Dhanyawan Haflah Divisi Humas Pemuda Persatuan Islam Cabang Pameungpeuk Kab. Bandung aktif di FLP Bandung dan staf Perpustakaan Salman ITB.