Pemateri pertama penulis buku “Melepas Dahaga dengan Cawan Tua” memberi judul diskusi dengan Hakikat, Jenis dan Struktur Fiksi dengan dimoderatori oleh Dimas Hadi. Peserta tidak hanya mendapat materi, tapi juga dapat menuliskan cerita dari cerita pendek yang disajikan pemateri sebelumnya. Setelah itu break dzuhur dan peserta mendapat konsumsi gratis.
Pemateri kedua, penulis novel “Sang Pemusar Gelombang” membahas esai dengan terlebih dahulu memberikan handout yakni tulisan Samuel Mulya berjudul “Faith”.
Saat materi diberikan, peserta yang memenuhi aula Hotel Dinar tampak segar oleh pilihan kata yang disajikan pemateri, sehingga materi esai dapat diterima dengan mudah. Akhirnya peserta belajar dari esai yang telah jadi, kemudian dibongkar struktur dan apapun yang ada di dalamnya. Sehingga peserta dapat menyimpulkan sendiri apa itu esai.
Mengapa tulisan “Faith” (Samuel Mulia) disebut Esai?
- Tulisan yang dikemas dengan ringan, isi tulisannya belum tentu ringan
- Bukan rekaan (fakta / opini)
- Gaya bahasa to do point, dibandingkan dengan fiksi
- Tulisan ringan yg penuh nilai
- Tulisan yang menginspirasi
- Tulisan dapat dibaca kapan saja
Struktur Esai
- Latar belakang masalah – Ide
- Menganalisis
- Menuliskan ide atau pandangan umum
- Kesimpulan
Esai (M. Irfan Hidayatullah)
- Esai menurut pemateri di Workshop kepenulisan yakni cara mengungkapkan sesuatu dapat lebih mudah diterima
- Tidak menggurui
- Esai disebut celotehan, obrolan ringan, gerutuan, sahabat
- Esai bukan karya ilmiah
No comments:
Post a Comment